Jumat, 17 Januari 2014

Kualanamu, Bandara Kebanggaan Rakyat Sumut





Siapa yang tidak kenal dengan Bandara International yang tengah naik daun di tahun 2013 ini, apalagi kalau bukan Bandara International Kualanamu. Bandara megah yang merupakan pengganti dari Bandara Polonia Medan ini diresmikan pada hari kamis, tanggal 25 Juli 2013. Dan kini Bandara Polonia Medan beralih operasi menjadi Pangkalan TNI AU. Bandara Kualanamu yang terletak di Desa Beringin, Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang ini nampaknya menjadi sorotan tersendiri bagi rakyat Sumut yang telah lama menanti diresmikannya bandara tersebut, terbilang 19 tahun rakyat sumut menunggu bandara ini benar-benar positif untuk beroperasi.

Terlebih kepada rakyat Tembung, Kualanamu selalu dijadikan umpan untuk membanggakan posisi daerah Tembung yang belakangan memiliki image buruk bagi masyarakat kota. Siapa masyarakat Sumut yang tidak kenal dengan daerah Tembung? Pasti semua akan menjawab tahu, meski sebenarnya mereka belum pernah mengunjungi Tembung. Namun kenapa mereka bisa kenal Tembung? Dahulu kala Tembung di cap sebagai desa terpelosok, jauh dari jangkauan kota Medan, yang katanya sangat katrok sekali gaya masyarakatnya, hingga akhirnya siapapun yang tinggal di Tembung pasti akan terkena imbasnya.


Namun image itu sudah agak memudar belakangan ini, terlebih banyak masyarakat kota yang memilih pindah ke Tembung, karena menurut pasar, Tembung akan menjadi kota dengan padat penduduk, terlihat dari keadaan Tembung sekarang yang sering sekali mengalami kemacetan, bagaimana tidak macat, wong rakyatnya padat, tapi jalannya sempit. Maklum pelosok kota, belum lagi di Tembung itu belum ada rambu-rambu lalulintas yang beroperasi aktif, yang ada hanya sekedar lampu kuning yang kerlap-kerlip. Terlebih jarak tempuh dari Tembung ke Bandara Kualanamu hanya berkisar 12 KM.

Di hari pertama diresmikannya Bandara Kualanamu, masyarakat Sumut berbondong-bondong mendatangi Bandara megah tersebut, bahkan lebih dari ratusan sepeda motor raib dari pandangan, sebab banyak pengunjung yang memarkirkan kendaraannya secara liar di luar pintu masuk bandara. Dan dapat dipastikan sebagian besar dari rakyat tersebut adalah masyarakat Tembung. Bahkan empat minggu setelah Bandara Kualanamu diresmikan, masih banyak saja masyarakat yang antusias untuk melihat bagaimana kemegahan dari Bandara Kualanamu yang katanya Bandara termegah di Indonesia. Dan yang lebih mengejutkan adalah masyarakat yang memang asli masyarakat Tembung ini datang ke Kualanamu dengan menaiki odong-odong. Tau kan odong-odong? Sejenis kereta api mini sewaan, dengan dua gerbong kereta yang mampu mengangkut belasan manusia, dan melaju dengan bantuan becak bermotor, biasa beroperasi pada sore hingga malam hari, biasanya juga hanya sebatas berkeliling kampung, biaya sewanya sekitar Rp 5.000/keliling/orang. Pun mereka tidak masuk ke dalam bandara, hanya sebatas menunggu di luar pintu masuk. Sepertinya hanya sekedar meramaikan suasana.




Sebegitu katroknya masyarakat Tembung? Sebenarnya bukan katrok yaaaaa, masyarakat Tembung itu adalah masyarakat super aktif yang ingin selalu update dengan keadaan kota, terutama keadaan kota Medan. Hingga tranding topik apapun yang sedang melambung, maka masyarakat Tembung pasti sudah tahu duluan. Itulah hebatnya Tembung.

Masyarakat Tembung boleh berbangga diri, terlebih ketika dahulu banyak yang mencemooh masyarakat Tembung sebagai daerah yang katrok, malah makin banyak saja masyarakat kota yang pindah ke Tembung. Belum lagi, Tembung sudah pernah di sorot media, khususnya Tembung pasar VII Simpang jodoh, apa yang membuat media tertarik? Ya karena uniknya masyarakat Tembung, terlebih dengan adanya rujak simpang jodoh, bayangkan ketika ada orang yang selesai makan rujak simpang jodoh, bakalan dapat jodoh tak? Atau bagi yang sudah punya pasangan, dapat jodoh lagi? Waahhh.

Dan semakin bisa berbangga dirilah masyarakat Tembung ketika Bandara Kualanamu sudah beroperasi. Karena sejak ada Bandara tersebut, makin padat saja penduduk Tembung. Makin banyak masyarakat kota yang mengakui hebatnya daerah pelosok yang kemarin mereka cemooh itu, bahkan dahulu pernah terdengar kalimat begini, Tembung mana? ah Tembung gak masuk peta itu, pelosok kali, tempat jin buang anak. Umakjang, tempat jin buang anak? Bayangkan sodara, image tempat jin buang anak adalah image di mana tempat tersebut sudah tak terdeteksi lagi tempatnya. Namun sekarang, lihat betapa ramainya penduduk Tembung. Rumahmu dimana?, Di Tembung., Oh, dekatlah ya sama Bandara Kualanamu. Siapa yang tidak kenal Tembung? Begitulah kira-kira.

Belum lagi, Bandara International Kualanamu adalah satu-satunya bandara di Indonesia yang memiliki jalur kereta api dari Bandara Kualanamu hingga stasiun kota Medan, meski harga tiketnya terbilang mahal, Rp 80.000. Namun kereta api ini menjadi kebanggan tersendiri bagi masyarakat Sumut, khusunya Tembung. Dan kebanggaan lainnya, Bandara Kualanamu juga satu-satunya yang memiliki penunjuk jalan, sebenarnya penunjuk jalan ini adalah mahasiswi-mahasiswi yang tengah magang dan ingin mengusulkan program baru untuk memberikan kemudahan pada masyarakat yang baru saja berkunjung ke Bandara Kualanamu, agar lebih mudah mengetahui sisi dari bandara tersebut. Uniknya, gadis-gadis penujuk jalan ini mengenakan sepatu roda untuk berkeliling bandara, dan masyarkat yang baru saja datang ke Bandara Kualanamu terlingat sangat terbantu dengan adanya penunjuk jalan tersebut. Hebat banget kan Medan? Bandara Kualanamu is best deh, kebanggaan rakyat Sumut banget, khusunya Tembung.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar